Nama : Puteri Ekasari
NPM : 25210423
Kelas : 4EB22
AKUNTANSI PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Konsep Awal
Rumitnya
hukum dan aturan yang menentukan pajak bagi perusahaan asing dan laba yang
dihasilkan diluar negeri sebenarnya berasal dari beberapa konsep dasar. Konsep
ini mencakup istilah :
1.
Netralis pajak, berarti pajak tidak
memiliki pengaruh terhadap keputusan alokasi sumber daya
2.
Equitas pajak, berarti wajib pajak yang
menghadapi situasi yang mirip serupa semestinya membayar pajak yang sama tetapi
terdapat ketidaksetujuan antar bagaimana menginterprestasikan konsep ini.
Keanekaragaman Sistem Pajak
Nasional
Pengelolaan
yang efektif atas potensi pajak memerluka pemahaman atas sistem pajak nasional
yang sangat berbeda dari suatu negara ke negara lain.
Macam-Macam
Pajak
Lima
macam pajak yaitu :
1.
Pajak penghasilan perusahaan
2.
Pajak pungutan
3.
Pajak pertambahan nilai
4.
Pajak perbatasan
5.
Pajak transfer
Beban Pajak
Ketika
semakin banyak perusahaan yang mengurangi tarif pajak perusahaan marginal,
banyak pula negara yang memperluas dasar pajak perusahaan. Dalam dunia nyata
tarif pajak efektif jarang sekali sama dengan tarif pajak nominal. Dengan
demikian tidaklah tepat untuk mendasarkan perbandingan antarnegara pada tarif
pajak wajib saja. Lagipula tarif pajak yang rendah tidak selalu berarti beban
pajak yang lebih rendah. Secara internasional beban pajak harus selalu
ditentukan dengan mengamati tarif pajak efektif.
Sistem Administrasi Pajak
Untuk
penyederhanaan terdapat dua sistem yaitu :
1.
Sistem klasik
2.
Sistem terintegrasi
Insentif pajak luar negeri
Banyak
negara menawarkan insentif pajak untuk menarik investasi luar negeri. Insentif
dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk biaya aktiva tetap
dari proses industri baru atau pengampunan untuk membayar pajak selama beberapa
periode waktu.
Kompetensi Pajak Yang Membahayakan
Tren
diseluh dunia yang mengarah pada penurunan tarif pajak penghasilan perusahaan
merupakan dampak langsung kompetisi pajak. Kompetisi yang dilakukan oleh negara
surga pajak akan bermanfaat jika dapat membuat pemerintah menjadi lebih
efesien. Sedangkan dampaknya berbahaya jika mengalihkan pendapatan pajak bagi
pemerintah yang sebenarnya memerlukan pendapatan tersebut untuk menyediakan
jasa yang dibutuhkan oleh kalangan usaha.
Pemajakan Terhadap Sumber Laba Dari
Luar Negeri dan Pemajakan Ganda
Kebanyakan
negara menerapkan prinsip seluruh dunia dan mengenakan pajak terhadap laba atau
pendapatan perusahaan dan warga negara di dalamnya, tanpa melihat wilayah
negara. Gagasan yang mendasarinya adalah bahwa anak perusahaan asing sebuah
perusahaan lokal hanyalah suatu perusahaan lokal yang kebetulan beroperasi di
luar negeri.
Kredit Pajak Luar Negeri
Kredit
pajak luar negeri dapat dihitung sebagai kredit langsung atas pajak penghasilan
yang dibayarkan atas laba cabang atau anak perusahaan dan setiap pajak yang
dipungut pada sumbernya seperti deviden, bunga, dan royalti yang dikirimkan
kembali kepada investor domestik. Kredit pajak juga dapat diperkitakan jika
jumlah pajak penghasilan luar negeri yang dibayarkan tidak terlampau jelas.
Pembatasan Kredit Pajak
Pembatasan
kredit pajak luar negeri tersendiri berlaku untuk pajak AS atas sumber pajak
penghasilan luar negeri untuk masing-masing jenis penghasilan berikut ini :
1.
Pendapatan pasif
2.
Pendapatan jasa keuangan
3.
Pendapatan pajak pungutan yang tinggi
4.
Pendapatan transportasi
5.
Deviden untuk masing-masing perusahaan
luar negeri dengan porsi kepemilikan sebesar 10% hingga 50%
Perjanjian Pajak
Perjanjian
pajak mempengaruhi pajak pungutan atas deviden, bunga dan royalti yang
dibayarkan oleh perusahaan di suatu negara kepada pemegang saham asing.
Perjanjian ini biasanya memberikan pengurangan timbal balik atas pajak pungutan
deviden dan seringkali mengecualikan royalti dan bunga dari pajak pungutan.
Pertimbangan Mata Uang Asing
Keuntungan
atau kerugian dalam mata uang asing yang secara umum dilokasikan antara sumber
AS dan sumber luar negeri dengan mengacu pada tempat kedudukan pembayar pajak
yang di dalam buku akuntansinya mencerminkan aktiva atau kewajiban dalam mata
uang asing.sumber keuntungan atau kerugian adalah amerika serikat.
Dimensi Perencanaan Pajak
Pengamatan
atas masalah perencanaan pajak dimulai dengan dua hal dasar :
1.
Pertimbangan pajak seharusnya tidak
pernah mengendalikanstrategi usaha
2.
Perubahan hukum pajak secara konstan
membatasi manfaat perencanaan pajak dalam jangka panjang
Pertimbangan Organisasi
Jika
operasi luar negeri pada awalnya diramalkan akan mendatangkan kerugian mungkin
akan menguntungkan secara pajak apabila diorganisasikan secara cabang pada
tahap awal. Jika anak perusahaan diorganisasikan di sebuah negara surga pajak
yang tidak mengenakan pajak sama sekali, maka penangguhan pajak akan semakin
terlihat menarik.
Perusahaan Luar Negeri Yang Dikendalikan Dan Laba Subbagian F
Amerika
Serikat menutup lubang kelemahan ini dengan Perusahaan Luar Negeri yang
dikendalikan dan provisi laba Subbagian F. Laba Subbagian F mencakup beberapa
pendapatan penjualan dan jasa dengan pihak berhubungan istimewa.
Induk Perusahaan Di Luar Negeri
Induk
perusahaan ini yang menyangkut pajak antara lain :
1.
Mempertahankan manfaat tingkat pajak
pungutan atas deviden, bunga, royalti, dan pembayaran serupa lainnya.
2.
Menunda pajak AS atas laba luar negeri
hingga laba tersebut direpatriasikan ke induk perusahaan AS (yaitu dengan
menanamkan kembali laba tersebut di luar negeri)
3.
Menunda pajak AS atas keuntungan dari
penjualan saham anak perusahaan operasi luar negeri
Perusahaan Penjualan Luar Negeri
Amerika
Serikat menciptakan perusahaan penjualan luar negeri FSC untuk mendorong ekspor
dan memperbaiki posisi neraca pembayaran AS yang makin memburuk. Berdasarkan
provisi FSC sebagian laba dari ekspor AS yang dilakukan oleh FASC dikecualikan
oleh pajak penghasilan AS.
Keputusan Pendanaan
Sebagaimana
yang ditunjukan oleh diagram berikut perusahaan afiliasi pendanaan luar negeri
juga dapat digunakan untuk mengalihkan laba dari negara dengan pajak tinggi
yang menjadi lokasi induk perusahaan atau perusahaan afiliasike negara yang
yurisdiksi pajak rendah tempat perusahaan afiliasi yang memberikan pendanaan.
Penggabungan Kredit Pajak
Laba
yang digabungkan dari banyak sumber memungkinkan kelebihan kredit yang
dihasilkan dari negara dengan tarif pajak tinggi untuk mengurangi laba yang
diterima dari wilayah dengan tarif pajak rendah.kelebihan kredit pajak dapat
diperluas untukpajak-pajak yang dibayarkan berkaitan dengan deviden yang
dibagikan oleh perusahaan luar negeri lapis kedua dan ketiga dalam suatu
jaringan perusahaan multinasional.
Alokasi Akuntansi Biaya
Alokasi
biaya internal diantara kelompok perusahaan merupakan sarana lain untuk
menggeser laba dari negara dengan pajak tinggi negara dengan pajak rendah. Yang
paling umum adalah alokasi beban overhead perusahaan kepada perusahaan afiliasi
di negara-negara dengan pajak tinggi.
Sumber Refrensi:
Choi
D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU
2. Jakarta : Salemba Empat.
Tujuan
utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang
timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan
ekuitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko
pasar. Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk.
Meskipun
volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko
lainnya:
1.
risiko likuiditas, timbul karena tidak
semua produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas,
2.
diskontinuitas pasar, mengacu pada
risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap,
3.
risiko kredit, merupakan kemungkinan
bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi
kewajibannya,
4.
risiko regulasi, adalah risiko yang
timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan
untuk tujuan tertentu,
5.
risiko pajak, merupakan risiko bahwa
transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang
diinginkan, dan
6.
risiko akuntansi, adalah peluang bahwa
suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi
yang hendak dilindung nilai.
Mengapa Mengelola Risiko Keuangan
Pertama,
manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan.
Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada
risiko bisnisnya yang utama. Para pemberi saham, karyawan, dan pelanggan juga
memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki
toleransi risiko lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga
membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham
dan pemegang obligasi.
Peranan Akuntansi
Akuntansi
manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka
membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka
dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market
berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan
pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu
perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos
kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko
pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga
komoditas dan ekuitas.
Mata
uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata
uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic
mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko
kompetitif mata uang yang dihadapi.
Akuntan
manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait
dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang
dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon
risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling
umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional.
Di
dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup:
1.
antisipasi pergerakan kurs,
2.
pengukuran risiko kurs valuta asing yang
dihadapi perusahaan,
3.
perancangan strategi perlindungan yang
memadai, dan
4.
pembuatan pengendalian manajemen risiko
internal.
Manajer
keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan
magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan
lebih efisien dan efektif.
Potensi
terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai
aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi
tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko:
translasi dan transaksi.
Potensi
risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan
pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu
menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan. Kelebihan antara
aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang
asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi
aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering disebut potensi risiko positif.
Devaluasi
mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian
translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi.
Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau
potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar.
Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan
translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Potensi
risiko transaksi, berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata
uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap
arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul
dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian
transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan
penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
Untuk
meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut, dibutuhkan strategi
yang mencakup lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual. Lindung nilai
neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan
menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban
perusahaan yang terpapar. Lindung nilai operasional berfokus pada
variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
Lindung nilai structural mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi
potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah Negara yang menjadi
sumber bahan mentah dan komponen manufaktur. Lindung nilai kontraktual
dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para
manajer dalam mengelola potensi risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan Akuntansi
FASB
menerbitkan FAS No 133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April
2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi
untuk transaksi derivative dan lindung nilai. Provisi dasar standar ini adalah:
·
seluruh instrument derivative dicatat
pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban,
·
keuntungan dan kerugian dari perubahan
dalam nilai wajar instrument derivative bukankan aktiva atau kewajiban,
·
lindung nilai haruslah sangat efektif
agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau
kerugian atas instrument lindung niai secara tepat harus mengimbangi keuntungan
dan kerugian sesuatu yang dilindungi nilai
·
hubungan lindung nilai haruslah
terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pemvaca laporan
·
keuntungan atau keruhian dari investasi
bersih dalam mata uang asing pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif
lainnya
·
keuntungan atau kerugian lindung nilai
terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, seperti perkiraan penjualan
ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif.
Meskipun
aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi
pengakuan dan pengukuan derivative, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang
pertama berkaitan dengan nilai wajar. Kompleksitas pelaporan keuangan juga
semakin meningkat jika lindung nilai dianggap sangatlah tidak efektif untuk
mengimbangi risiko valas.
Manajemen
Keuangan Internasional: MNC
Perusahaan-perusahaan
secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk
memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local.
Strategi-strategi lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar
negeri bisa sangat berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan
kesempatan timbulnya peningkatan arus kas perusahaan.
Banyaknya
hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau berkurang,
mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan internasional.
Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi perusahaan
multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan
MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan
tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan
dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap
usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial,
tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-keputusan
berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi
di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas, yang
membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Proses
pencapaian tujuan tidak lepas dari hambatan atau kendala yang akan menghalangi
pencapaian tujuan tersebut. MNC sebagai sebuah perusahaan yang beroperasi di
banyak negara harus mampu melimpahkan wewenang kepada manajer anak perusahaan
yang ada di luar negeri. Biaya dari kondisi ini dikenal dengan nama agency
cost. Agency cost pada perusahaan MNC lebih besar daripada agency cost pada
perusahaan domestik. Perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa hal seperti,
sulitnya memonitor manajer-manajer dari anak-anak perusahaan yang letaknya jauh
dari negara asal. Manajer-manajer anak perusahaan luar negeri yang tumbuh dalam
budaya yang berbeda mungkin tidak mau mengejar tujuan yang seragam. Besarnya
ukuran dari perusahaan multinasional raksasa juga menciptakan agency cost yang
besar.
Besarnya
agency cost bervariasi menurut gaya manajemen suatu perusahaan multinasional.
Gaya manajemen terpusat bias mengurangi agency cost karena gaya semacam ini
memungkinkan manajer-manajer perusahaan induk untuk mengontrol anak perusahaan
di luar negeri, sehingga mengurangi kekuasaan manajer-manajer anak perusahaan.
Akan tetapi, manajer-manajer perusahaan induk mungkin tidak sebaik
manajer-manajer anak perusahaan karena manajer-manajer perusahaan induk kurang
memiliki pengetahuan tentang lingkungan anak perusahaan. Sebaliknya, gaya
manajemen terdesentralisasi bias menimbulkan agency cost yang lebih besar jika
manajer-manajer anak perusahaan membuat keputusan-keputusan yang tidak
dilandasi oleh tujuan memaksimumkan nilai perusahaan induk secara keseluruhan.
Gaya manajemen ini memiliki kelebihan lain, yaitu dekatnya manajer-manajer anak
perusahaan ke operasi dan lingkungan anak perusahaan.
Adanya
untung-rugi dari pemakaian salah satu gaya manajemen di atas, sejumlah
perusahaan multinasional berupaya untuk memanfaatkan keunggulan dari kedua gaya
manajemen tersebut. Perusahaan induk memperbolehkan manajer-manajer anak
perusahaan membuat keputusan-keputusan penting mengenai operasi mereka sendiri,
tetapi tetap dimonitor oleh manajemen perusahaan induk untuk menjamin agar
keputusan-keputusan tersebut harmonis dengan tujuan perusahaan induk.
Selain
agency cost, ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti,
kendala lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan
dapat dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori
berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan
konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus
kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek
bisnis yang berbeda-beda di tiap negara.
MNC,
dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-metode
berikut:
1.
Perdagangan internasional
2.
Licensing
3.
Franchising
4.
Usaha patungan
5.
Akuisisi perusahaan
6.
Pembentukan anak perusahaan baru di luar
negeri
Metode-metode
bisnis internasional meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di
luar negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment.
Perdagangan internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai
DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar
negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi langsung,
tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru
merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai
peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul.
Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap
kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga
meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar
negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta
pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran.
Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk
melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta
negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya
tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki
pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung
pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri. Risiko
potik sendiri muncul pada saat perusahaan multinasional membentuk anak
perusahaan di Negara lain, mereka terbuka terhadap risiko politik, yaitu
tindakan-tindakan politik yang diambil oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi
arus kas perusahaan.
Sumber
Refrensi:
http://danangbudihk.blogspot.com/2011/03/manajemen-keuangan-internasional-mnc.html
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/manajemen-risiko-keuangan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/manajemen-resiko-keuangan/
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/manajemen-risiko-keuangan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/manajemen-resiko-keuangan/
PENILAIAN KINERJA
Pengertian Penilaian Kinerja
Menurut
Mondy & Noe(2005) penilaian kinerja adalah tinjauan formal dan evaluasi
kinerja individu atau tugas tim. Sedangkan menurut Dessler(2003) penilaian
kinerja adalah mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini dan/atau di masa
lalu terhadap standar prestasinya.
Umpan Balik 360°
Umpan
balik 3600adalah metode evaluasi penilaian kinerja yang memerlukan
masukan dari beberapa tingkatan dalam perusahaan dan sumber-sumber
luar. Dalam metode ini, orang-orang di seluruh tingkatan memberikan
penilaian, termasuk atasan, rekan kerja, bawahan, pelanggan internal dan
eksternal, juga diri sendiri. Metode umpan balik 360o menyediakan
ukuran yang lebih objektif untuk menilai kinerja.
Kriteria Kinerja
Dalam
menetapkan kriteria kinerja, Mondy & Noe(2005) membagi menjadi beberapa
kritera, yaitu :
1.
Ciri-ciri
Ciri-ciri karyawan tertentu seperti
sikap, penampilan, dan inisiatif merupakan dasar untuk evaluasi.
2.
Perilaku
Ketika hasil dari tugas individu sulit
untuk ditentukan, organisasi dapat mengevaluasi perilaku seseorang yang terkait
dengan tugas atau kompetensi.
3.
Kompetensi
Kompetensi terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, sifat dan perilaku, dan berhubungan dengan keterampilan
interpersonal atau berorientasi bisnis.
4.
Pencapaian tujuan
Jika organisasi mempertimbangkan hasil
akhir pencapaian tujuan sebagai suatu hal yang berarti, hasil pencapaian tujuan
akan menjadi faktor yang tepat untuk dievaluasi untuk dibandingkan dengan
standar.
5.
Peningkatan potensi
Ketika organisasi mengevaluasi kinerja
karyawan, kriteria difokuskan pada masa lalu, masa sekarang, dibandingkan
dengan standar.
Tanggung-jawab Penilaian
Menurut
Mondy & Noe(2005) dalam kebanyakan organisasi, departemen sumber daya
manusia bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan desain dan pelaksanaan
program penilaian kinerja. Orang yang mungkin ditunjuk adalah:
1.
Atasan langsung.
Atasan langsung bertanggung-jawab untuk
menilai kinerja karena dialah yang setiap saat dapat mengamati para
karyawan.
2.
Bawahan
Bawahan berada dalam posisi yang tepat
untuk menilai efektivitas manajerial. Pendukung pendekatan ini percaya
bahwa atasan sangat menyadari kebutuhan kelompok kerja dan dapat membuat
pekerjaan lebih baik. Sebaliknya, kritikus khawatir bahwa bawahan takut
akan pembalasan.
3.
Peers
Kekuatan utama untuk menilai kinerja
adalah rekan kerja, yang memiliki kinerja dan pandangan yang khas, terutama
dalam tugas-tugas tim.
4.
Evaluasi diri
Jika karyawan memahami tujuan dan
kriteria untuk evaluasi, mereka memiliki posisi yang baik untuk menilai kinerja
mereka sendiri.
5.
Pelanggan
Organisasi menggunakan pendekatan ini
karena hal ini menunjukkan komitmen terhadap pelanggan, karena karyawan adalah
pemegang tanggung-jawab.
Periode Penilaian Kinerja
Evaluasi
kinerja biasanya dilakukan secara berkala dalam interval waktu tertentu. Pada
sebagian besar organisasi, penilaian dilakukan satu atau dua kali dalam
setahun. Pada umumnya, pekerja pertama kali di evaluasi menjelang berakhirnya
masa percobaan. Mengevaluasi para karyawan baru beberapa kali selama tahun pertama
mereka bekerja, juga merupakan praktek yang lazim dilakukan.
Metode-metode Penilaian Kinerja
Menurut
Mondy & Noe(2005), ada tujuh metode penilaian kinerja yaitu:
1.
Rating Scales
Menilai kinerja pegawai dengan
menggunakan skala untuk mengukur faktor-faktor kinerja (performance factor).
Misalnya dalam mengukur tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai. Skala
yang digunakan adalah 1 sampai 5, yaitu 1 adalah yang terburuk dan 5 adalah
yang terbaik. Jika tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai tersebut biasa
saja, maka ia diberi nilai 3 atau 4 dan begitu seterusnya untuk menilai
faktor-faktor kinerja lainnya.
2.
Critical Incidents
Evaluator mencatat mengenai apa saja
perilaku/pencapaian terbaik dan terburuk (extremely good or bad behaviour)
pegawai. Dalam metode ini, penilai harus menyimpan catatan tertulis tentang
tindakan-tindakan atau prilaku kerja yang sangat positif (high favorable) dan
perilaku kerja yang sangat negatif (high unfavorable) selama periode penilaian.
3.
Essay
Evaluator menulis deskripsi mengenai
kekuatan dan kelemahan karyawan, kinerjanya pada masa lalu, potensinya dan
memberikan saran-saran untuk pengembangan pekerja tersebut. Metode ini
cenderung lebih memusatkan perhatian pada perilaku ekstrim dalam tugas-tugas
karyawan daripada pekerjaan atau kinerja rutin yang mereka lakukan dari hari ke
hari. Penilaian seperti ini sangat tergantung kepada kemampuan menulis
seorang penilai.
4.
Work standard
Metode ini membandingkan kinerja setiap
karyawan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya atau dengan tingkat
keluaran yang diharapkan. Standar mencerminkan keluaran normal dari seorang
pekerja yang berprestasi rata-rata, yang bekerja pada kecepatan atau kondisi
normal. Agar standar ini dianggap objektif, para pekerja harus memahami secara
jelas bagaimana standar yang ditetapkan.
5.
Ranking
Penilai menempatkan seluruh pekerja
dalam satu kelompok sesuai dengan peringkat yang disusun berdasarkan kinerja
secara keseluruhan. Contohnya, pekerja terbaik dalam satu bagian diberi
peringkat paling tinggi dan pekerja yang paling buruk prestasinya diletakkan di
peringkat paling bawah. Kesulitan terjadi bila pekerja menunjukkan
prestasi yang hampir sama atau sebanding.
6.
Forced distribution
Penilai harus “memasukkan” individu dari
kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori yang serupa dengan sebuah distribusi
frekuensi normal. Contoh para pekerja yang termasuk ke dalam 10 persen terbaik
ditempatkan ke dalam kategori tertinggi, 20 persen terbaik sesudahnya ke dalam
kategori berikutnya, 40 persen berikutnya ke dalam kategori menengah, 20 persen
sesudahnya ke dalam kategori berikutnya, dan 10 persen sisanya ke dalam
kategori terendah. Bila sebuah departemen memiliki pekerja yang semuanya
berprestasi istimewa, atasan “dipaksa” untuk memutuskan siapa yang harus dimasukan
ke dalam kategori yang lebih rendah.
7.
Behaviourally Anchored Rating Scales
(BARS)
Evaluator menilai pegawai berdasarkan
beberapa jenis perilaku kerja yang mencerminkan dimensi kinerja dan membuat
skalanya. Misalnya penilaian pelayanan pelanggan. Bila pegawai bagian pelayanan
pelanggan tidak menerima tip dari pelanggan, ia diberi skala 4 yang berarti
kinerja lumayan. Bila pegawai itu membantu pelanggan yang kesulitan atau
kebingungan, ia diberi skala 7 yang berarti kinerjanya memuaskan, dan
seterusnya. Metode ini mendeskripsikan perilaku yang diharapkan sesuai dengan
tingkat kinerja yang diharapkan.
Masalah-masalah dalam Penilaian
Kinerja
Menurut
Mondy & Noe(2005) masalah yang berkaitan dengan penilaian kinerja
adalah:
1. Kurangnya
objektivitas
Salah satu kelemahan metode penilain
kinerja tradisional adalah kurangnya objektivitas. Dalam metode rating
scale, misalnya, faktor-faktor yang lazim digunakan seperti sikap,
loyalitas dan kepribadian adalah faktor-faktor yang sulit diukur. Penggunaan
faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan (job related factors) dapat
meningkatkan objektivitas.
2. Bias
“Hallo error”
Bias “Hallo error” terjadi bila penilai
mempersepsikan satu faktor sebagai kriteria yang paling penting dan memberikan
penilaian umum baik atau buruk berdasarkan faktor tunggal ini.
3. Terlalu
“longggar” / terlalu “ketat”
Penilai terlalu “longggar” (leniency)
kecenderungan memberi nilai tinggi kepada yang tidak berhak, penilai memberi
nilai lebih tinggi dari seharusnya.
Penilai terlalu “ketat” (strictness) terlalu
kritis atas kinerja seorang pekerja (terlalu “ketat” dalam memberikan nilai).
Penilaian yang terlalu ketat biasanya terjadi bila manajer tidak mempunyai
definisi atau batasan yang akurat tentang berbagai faktor penilaian.
4. Kecenderungan
memberikan nilai tengah
Kecenderungan memberi nilai tengah
(Central tendency), terjadi bila pekerja di beri nilai rata-rata secara tidak
tepat atau di tengah-tengah skala penilaian, Biasanya, penilai memberi nilai
tengah karena ingin menghindari kontroversi atau kritik.
5. Bias
perilaku terbaru
Bias perilaku terbaru (recent behavior
bias) , perilaku atau kinerja yang paling akhir akan lebih mudah diingat
daripada perilaku yang telah lama. Penilai cenderung lebih banyak menilai
kinerja yang tampak menjelang atau pada saat proses penilaian dilakukan.
Seharusnya penilaian kinerja mencakup periode waktu tertentu.
6. Bias
pribadi(stereotype)
Penyelia yang melakukan penilaian bisa
saja memiliki bias yang berkaiatan dengan karakteristik pribadi pekerja seperti
suku, agama, gender atau usia. Meskipun ada peraturan atau undang-undang yang
melindugi pekerja, diskriminasi tetap menjadi masalah dalam penilain kinerja.
Karakteristik Sistem Penilaian
Kinerja Yang Efektif
Menurut
Mondy & Noe(2005), karakteristik sistem penilaian yang efektif,
adalah:
1.
Kriteria yang terkait dengan pekerjaan
Kriteria yang digunakan untuk menilai
kinerja karyawan harus berkaitan dengan pekerjaan / valid.
2. Ekspektasi
Kinerja
Sebelum periode penilaian, para manajer
harus menjelaskan secara gamblang tentang kinerja yang diharapkan kepada
pekerja.
3. Standardisasi
Pekerja dalam kategori pekerjaan yang
sama dan berada di bawah organisasi yang sama harus dinilai dengan menggunakan
instrumen yang sama.
4. Penilaian
yang Cakap
Tanggung jawab untuk menilai kinerja
karyawan hendaknya dibebankan kepada seseorang atau sejumlah orang, yang secara
langsung mengamati paling tidak sampel yang representatif dari kinerja
itu. Untuk menjamin konsistensi penilaian, para penilai harus mendapatkan
latihan yang memadai.
5. Komunikasi
Terbuka
Pada umumnya, para pekerja memiliki
kebutuhan untuk mengetahui tentang seberapa baik kinerja mereka.
6. Akses
Karyawan Terhadap Hasil Penilaian
Setiap pekerja harus memperoleh akses
terhadap hasil penilaian. Kerahasiaan akan menumbuhkan kecurigaan. Menyediakan
akses terhadap hasil penilaian memberikan kesempatan karyawan untuk mendeteksi
setiap kesalahannya.
7. Proses
Pengajuan Keberatan (due process)
Dalam hubungannya dengan pengajuan
keberatan secara formal atas hasil penilainnya, penetapan due
process merupakan langkah penting.
Kegunaan Penilaian Kinerja
Menurut
Mondy & Noe(2005), kegunaan dari penilaian kinerja, adalah:
1. Perencanaan
Sumber Daya Manusia
2. Rekrutmen
dan Seleksi
3. Pelatihan
dan Pengembangan
4. Perencanaan
dan Pengembangan Karir
5. Program
Kompensasi
6. Hubungan
Karyawan Internal
7. Penilaian
Potensi Tenaga Kerja
Sumber
Refrensi:
PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
Perkembangan Pengungkapan
Standar
dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan,
undang-undang, berhubungan dengan politik dan ekonomi, tingkat perkembangan
ekonomi, pendidikan, budaya, dan faktor-faktor lainnya. Perbedaan nasional
dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan
dan keuangan. Di Amerika serikat, Inggris dan Negara-negara Anglo Amerika
lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan
perusahaan sehingga menjadi sangat maju.
Perbedaan
pengungkapan nasional sebagian besar didorong oleh perbedaan di pengelolaan dan
keuangan perusahaan. Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang
dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap
sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional
menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan
lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas
perusahaan.
Pengungkapan
Sukarela
Manajer
memiliki informasi yang lebih baik dari pihak luar mengenai performa perusahaan
mereka saat ini dan ke depannya. Manajer
berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara
sukarela.
Pemilihan
pengungkapan manajer mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan
insentif mereka untuk menguraikan informasi dengan sukarela. Sejumlah aturan,
seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga
(seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi
mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi
dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan
pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para
pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
Ketentuan Pengungkapan Wajib
Bursa
efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan
asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non
keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap
informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang
dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan
negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian
pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan
terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat
memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan
ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat
perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider
trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum
yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
Kebutuhan
Pengaturan Pengungkapan
Untuk
melindungi investor, sebagian besar bursa sekuritas menentukan laporan dan
kebutuhan pengungkapan pada perusahaan domestik dan asing yang mencari
akses untuk pasar mereka. Pengungkapan yang menyeluruh dan dapat dipercaya akan
meningkatkan kepercayaan investor, dimana akan meningkatkan likuiditas,
mengurangi biaya transaksi, dan meningkatkan kualitas pasar keseluruhan.
Pembahasan
Laporan Keuangan SEC Amrika Serikat
Secara
umum SEC mewajibkan pendaftar asing untuk melengkapi informasi keuangan yang
pada hakikatnya sama dengan yang dibutuhkan perusahaan domestik. Syarat laporan
keuangan SEC bagi perusahaan asing menghalangi mereka dari pembuatan sekuritas
mereka yang ada di AS, sebaliknya sistem akuntansi dan pengungkapan terkini
melindungi investor dan memastikan kualitas pasar modal AS.
Praktik Pelaporan Dan Pengungkapan
Praktik
pengungkapan laporan tahunan memperlihatkan respons manajer terhadap kebutuhan
pengungkapan dan insentif mereka untuk menyediakan informasi laporan keuangan
kepada pengguna secara sukarela.
Pengungkapan
Informasi Progresif
·
Informasi progresif meliputi
1. Perkiraan
pendapatan, laba rugi, arus kas, pengeluaran modal, dan hal keuangan lainnya;
2. Tujuan
informasi mengenai kinerja dan posisi ekonomi masa depan;
3. Laporan
program dan sasaran manajemen untuk usaha masa depan.
Tujuan
utama investor dan analis tersebut adalah menilai pendapatan dan arus kas di masa
depan.
Pengungkapan
Segmen
Permintaan
investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen
industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis
keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk
disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat
mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami
secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh
terhadap keseluruhan perusahaan.
Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial
Saat
ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok
besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) –
karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat
umum.
Informasi
mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi
buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi
kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan
kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para
investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan
produktivitas perusahaan.
Pengungkapan
Khusus Bagi Pengguna Laporan Keuangan Non-domestik Dan Prinsip Akuntansi Yang
Digunakan
Laporan
khusus untuk mengakomodasi pengguna laporan keuangan non-domestikmeliputi
1.
“Laporan ulang yang mudah” tentang informasi
keuangan ke dalam mata uang asing;
2.
pembahasan perbedaan antara prinsip
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa ketetapan
prinsip akuntansi lainnya;
3.
posisi laporan keuangan ulang terbatas
di ketetapan prinsip akuntansi kedua;
4.
sebuah laporan keuangan lengkap
disiapkan yang berhubungan dengan ketetapan prinsip akuntansi kedua.
Pengungkapan
Pengelolaan Perusahaan
·
Komponen dari rancangan kerja untuk
memahami dan menilai pengelolaan perusahaan adalah infrastruktur pasar, lingkungan
hukum, pengaturan lingkungan, dan informasi infrastruktur.
·
Pengungkapan pengelolaan perusahaan
mencakup laporan bagaimana pemerintah mengelola informasi tentang jajaran
direktur, dan sebuah pembahasan pengendalian internal.
Pengungkapan
dan Laporan Bisnis di Internet
·
World Wibe Web terus digunakan
sebagai sebuah ruang penyebaran informasi, dengan media cetak yang selalu
mendapat peran kedua.
·
Sebuah perkembangan penting yang akan
memfasilitasi pelaporan bisnis melalui Web adalah eXtensible Bussiness Reporting
Language (XBRL) yaitu sebuah sistem penamaan informasi atau
data.
Pengungkapan Laporan Tahunan Di
Negara-Negara Dengan Pasar Baru Muncul
Pengungkapan
dalam laporan tahunan perusahaan dari Negara dengan pasar yang baru muncul
biasanya kurang luas dan kurang dapat dipercaya daripada perusahaan dari Negara
berkembang.
Tingkat
pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten
dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar
ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok
keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak
terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan
tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.
Namun
demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat
waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator
memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan
pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan
penegakan aturan.
Implikasi Bagi Para Pengguna
Laporan Keuangan Dan Manajer
Penguna
laporan keuangan mengharapkan tingkat pengungkapan dan praktik pelaporan
keuangan yang luas sehingga manajer harus dan sukarela mengungkapkan laporan
keuangan.
Para
manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya
pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun
sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang
secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah
menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam
jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan
untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang
dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan
segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan
lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.
Alasan Translasi Mata Uang Asing
Translasi
mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lainnya.
Translasi
mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang
memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan
secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari
anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga
alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1.
mencatat transaksi mata uang asing;
2.
memperhitungkan efeknya perusahaan
terhadap translasi mata uang; dan
3.
berkomunikasi dengan peminat saham
asing.
Latar Belakang Dan Terminologi
Transaksi
mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
1.
Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai
faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada
saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya.
Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
2.
Kurs pada pasar forward adalah
persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan
untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar forward mendapatkan
potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
3.
Transaksi kurs swap melibatkan pembelian
spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian
forward mata uang.
Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs
Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga
kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing
terhadap mata uang domestic, yaitu:
1.
Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada
tanggal laporan keuangan.
2.
Kurs historis; translasi mata uang yang
berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban
dengan mata uang asing pertama kali muncul.
3.
Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa
atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
Tipe
dalam Penyesuaian Tukar-Menukar
1.
Transaksi Mata Uang Asing
2.
Kriteria Mata Uang Fungsional
Faktor
Ekonomi
|
Mata
Uang Lokal sebagai Mata Uang Fungsional
|
Mata
Uang Induk Perusahaan sebagai Mata Uang Fungsional
|
Arus
Kas
|
Menggunakan
mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
|
Berpengaruh
secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
|
Harga
Jual
|
Sangat
tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompetisi
local
|
Responsif
terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
|
Harga
Pasar
|
Kebanyakan
pada negara adidaya dan menggunakan mata uang local
|
Kebanyakan
pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
|
Anggaran
Biaya
|
Sering
terjadi pada daerah local
|
Sangat
berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
|
Keuangan
|
Menggunakan
mata uang local dan dilayani oleh operasional local
|
Diberikan
oleh induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi
kewajiban jangka panjang
|
Internal
Perusahaan
|
Jarang,
tidak ekstensif
|
Sering
kali dan transaksi yang ekstensif
|
Perspektif
Transaksi Tunggal
Pada
transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan
sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa
transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
Perspektif
Transaksi Ganda
Pada
perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang
terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
Translasi Mata Uang Asing
1.
Metode Nilai Tukar Tunggal
2.
Metode Nilai Tukar Ganda
3.
Metode Current-Noncurrent
4.
Metode Moneter-Nonmoneter
5.
Metode Kurs Sementara
Keuntungan Dan Kerugian Translasi
Mata Uang Asing
Pendekatan
akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:
1)
Penangguhan
2)
Penangguhan dan Amortisasi
3)
Penangguhan Sebagian
4)
Tidak Ada Penangguhan
Pengembangan Akuntansi Translasi
Mata Uang Asing
Beberapa
perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara
Amerika, sebagai berikut:
1) Pra-1965
Praktik translasi mata uang asing masih
dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research Bulletin No. 43.
2)
1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh
pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan
setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3)
1975-1981
FASB
mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
4)
1981-Sekarang
FASB mengeluarkan Satetement of
Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
Gambaran Standar No. 52/Standar
Akuntansi International 21
Translasi
saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Prosedur
kurs saat ini yang digunakan adalah:
1)
Seluruh asset dan kewajiban asing yang
ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal
neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
2)
Pendapatan dan beban ditranslasikan
menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar
rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
3)
Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam
komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar
tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar
negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
Translasi
saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
1)
Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai
pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku
pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan
pada kurs historis.
2)
Pendapatan dan beban ditranslasikan
menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang berhubungan
dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang
ditranslasikan menggunakan kurs historis.
3)
Keuntungan dan kerugian translasi mata
uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
Translasi
saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha
gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang
asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi
ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang local ke dalam mata
uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS
menggunakan metode kurs saat ini.
Permasalahan Perhitungan
1.
Perspektif Laporan
2.
Harga Perolehan
3.
Konsep Pendapatan
4.
Laba Terkelola
Translasi Mata Uang Asing Dan
Inflasi
Hubungan
terbalik antara tingkat inflasi sebuah negara dengan nilai eksternal mata
uangnya telah ditunjukkan secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini
untuk mentranslasikan biaya asset nonmoneter yang bertempat dalam kondisi yang
cenderung berinflasi akan menghasilkan padanannya mata uang domestic jauh di
bawah nilai aslinya
Pelaporan Keuangan dan
perubahan Harga
Fluktuasi
nilai mata uang dan perubahan harga uang atas barang dan jasa merupakan
karakteristik yang tak terpisahkan dalam bisnis internasional.
Para
analis keuangan harus memahami cara untuk penentuan dan penyesuaian perubahan
harga.
Definisi
Perubahan Harga
·
Perubahan harga umum
1. Inflasi
adalah Kenaikan harga secara umum.
Penyebab
inflasi :
1) Kebijakan
moneter
2) Kebijakan
fiscal
3) Biaya
pemilihan umum yang terlalu besar
4) Penyebaran
inflasi international
5) Deflasi
adalah Penurunan harga secara umum
·
Perubahan harga spesifik
Perlu
memahami istilah akuntansi inflasi
Lap.
Keuangan dan Perubahan Harga
Selama
periode inflasi, Lap. Keuangan bisa menyesatkan
Nilai
aktiva rendah beban rendah laba tinggi
Lalu
akan berdampak pada pajak, deviden, gaji dan upah, dan kebijakan
perusahaan.Ketidakakuratan ini akan mendistorsi:
1) Proyeksi
keuangan
2) Anggaran
3) Kinerja
Jenis
Penyesuaian Inflasi
Penyesuaian
tingkat harga umum
1) Indeks
harga
Angka indeks harga digunakan dalam
translasi jumlah uang yang dibayarkan di periode sebelumnya ke dalam setara
daya beli di akhir periodenya (yaitu daya beli tetap-biaya historis).
2) Penggunaan
indeks harga
3) Obyek
penyesuaian tingkat harga umum
Penyesuaian
biaya kini
a. Aktiva
tetap dinilai berdasarkan biaya kini
b. Laba
adalah resources yg bisa diditribusikan dalam suatu periode
Sudut
pandang terhadap Akuntansi Inflasi
a. Negara
mencoba metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda.
b. AS
pada tahun 1979 melalui FSAB mengeluarkan SFAS 33 tentang pelaporan
keuangan dan perubahan harga dan SFAS 89 melaporkan pengaruh atas
harga yang berubah.
c. Inggris
melalui ASC menerbitkan SSAP 16 untuk metode pelaporan akun-akun yang disesuaikan
karena inflasi.
d. Akuntansi
inflasi di Brasil menentukan bahwa penyesuaian inflasi aktiva permanen dan
ekuitas disajikan bersih dan terpisah dengan laba kini.
Badan
Standar Akuntansi Internasional
a. International
Accounting Standards Board (IASB) menyatakan dalam International Accounting
Standards (IAS) 29 tentang Pelaporan Keuangan dalam Perekonomian Hiperinflasi.
b. Perusahaan
yang melakukan pelaporan harus mengungkapkan: Fakta, Kerangka dasar penilaian
aktiva, Identitas dan tingkat indeks harga, dan Keuntungan/kerugian moneter.
Isu-isu
Tentang Inflasi
a. Perlakuan
keuntungan dan kerugian inflasi.
b. Keuntungan
dan kerugian Kepemilikan.
c. Akuntansi
untuk inflasi di luar negeri.
d. Menghindari
kejatuhan ganda.
Sumber
Refrensi: