Nama : Puteri Ekasari
NPM : 25210423
Kelas : 4EB22
DISCLOSURE
Pengertian
Disclosure
Kata Disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan.
Apabila dikaitkan dengan data, disclosure berarti memberikan data yang
bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data tersebut harus benar-benar
bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, maka tujuan dari pengungkapan
(Disclosure) tersebut tidak akan tercapai.
Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha. Dengan demikian informasi yang diungkapkan harus jelas, lengkap dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut.
Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha. Dengan demikian informasi yang diungkapkan harus jelas, lengkap dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut.
Tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah sebagai berikut :
1.
Pengungkapan
yang cukup (Adequate)
Disclosure yang
minimal harus ada sehingga ikhtisar-ikhtisar keuangan menjadi tidak
menyesatkan.
2.
Wajar (Fair
Disclosure)
Tersirat
tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang
merupakan pembaca potensi pembaca potensial dari laporan keungan.
3.
Lengkap (Full)
Berarti
penyajian semua informasi yang relevan. Bagi beberapa pihak Full Disclosure
berarti penyajian informasi secara berlebih-lebihan dan karenanya tidak tepat.
Informasi yang berlebih-lebihan adalah berbahaya karena penyajian informasi
dengan detail terlalu banyak justru akan menyembunyikan informasi yang penting
dan membuat laporan keuangan menjadi sukar diinterpretasikan.
Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep
diatas adalah pengungkapan yang cukup (Adequate).
Pengungkapan (Disclosure) dalam Laporan Keuangan
Tujuan yang positif dari Disclosure adalah untuk
memberikan informasi yang penting dan relevan kepada para pemakai laporan
keuangan, sehingga dapat membantu mereka dalam membuat keputusan dengan cara
yang terbaik. Ini berarti bahwa informasi yang tidak material atau relevan
harus diabaikan apabila kita mengaharapkan bahwa informasi yang disajikan itu
mempunyai makna dan dapat dimengerti.
Sejalan dengan tujuan dasar akuntansi, salah satu
tujuan yang dicapainya adalah penyajian informasi yang cukup sehingga
perbandingan dari hasil yang diharapkan dapat dilakukan. Kemungkinan
membandingkan (comparability) dapat dicapai dengan dua cara, yaitu :
1.
Dengan Penyajian
Disclosure yang cukup mengenai bagaimana angka-angka akuntansi diukur dan
dihitung.
2.
Dengan
memberikan kemungkinan kepada investor untuk melakukan rangkai dari berbagai
masukan kedalam decision models-nya.
Laporan keuangan perusahaan ditujukan kepada
pemegang saham, investor, dan kreditur. Disamping ketiga pihak tersebut,
pengungkapan juga diberikan kepada pegawai, konsumen, pemerintah dan masyarakat
umum, tetapi pihak-pihak ini dipandang sebagai penerima kedua dari laporan
keuangan dan bentuk-bentuk lain pengungkapan.
Masalah yang berkaitan dengan seberapa banyak
informasi perlu disajikan dalam laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh tujuan
pelaporan keuangan. Dalam SFAC No. 1 FASB (1980) menyebutkan bahwa tujuan
pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan. Dengan kata
lain cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan dengan laporan
keuangan.
Tujuan pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No.1 adalah
sebagai berikut :
·
Pelaporan
keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan
pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa
lainnya secara rasional. Informasi tersebut bersifat komprehensif.
·
Pelaporan
keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai
lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan dan ketidak pastian tentang penerimaan
kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.
·
Pelaporan
keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan,
kalim terhadap sumber-sumber tersebut dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan
kondisi mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
·
Pelaporan
keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha suatu perusahan selama
periode tertentu.
·
Pelaporan
keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan
membelanjakan kas, pinjaman dan pembayarannya, transaksi modal, termasuk
deviden dan distribusi lainnya terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada
pemilik serta faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi
perusahaan.
·
Pelaporan
keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakain sumber ekonomi
yang dipercayakan kepadanya.
·
Pelaporan
keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai
kepentingan pemilik.
Dari tujuan pelaporan diatas apabila
transaksi/peristiwa memenuhi kriteria tertentu, maka transaksi/peristiwa tersebut
akan disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan dasar (utama) yaitu,
disajikan dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan
Perubahan Modal.
Kriteria untuk mengakui teransaksi atau peristiwa
tertentu dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1.
Definisi
(Definition)
Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memenuhi
definisi elemen laporan keuangan.
2.
Keterukuran
(Measurability)
Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat
diukur jumlahnya dengan reliabilitas yang tinggi.
3.
Relevansi
(Relevance)
Informasi yang terdapat dalam pos tersebut memiliki kemampuan
untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan
keuangan.
4.
Reliabilitas
(ReliabilityI)
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang
digambarkan atau direpresentasikan serta dapat diuji kebenarannya (verifiable)
dan netral.
Informasi-Informasi
Yang Diungkapkan Dalam Laporan Kueangan
Apabila suatu transaksi/peristiwa tertentu tudak
dapat dimasukkan sebagai bagian dari Laporan Keuangan Utama, maka
transaksi/peristiwa tersebut dapat diungkapkan melalui cara lain.
Pengungkapan Data Kuantitatif
Dalam memilih kriteria untuk menentukkan
data kuantitatif yang material dan relevan untuk investor dan kreditor,
tekanannya ditujukkan pada informasi keuangan atau data lainnya yang bisa
dipergunakan dalam model keputusan. Penelitian dalam akuntansi harus lebih
dipusatkan pada metode pengukuran dan pelaporan probabilitas data dari pada
jumlah-jumlah yang deterministik. Namun demikian, pemakai laporan keuangan yang
telah memperoleh informasi, pada umumnya mengandalkan pada beberapa pos dalam
laporan keuangan dan memperoleh berbagai pengungkapan yang lebih lengkap jika
asumsi-asumsinya tersebut tidak benar.
Selain data kuantitatif yang biasanya
disajikan dalam laporan keuangan konvensional, berbagai pihak melihat bahwa
penyajian yang lebih rinci mengenai beberapa segmen badan usaha (seperti
diversifikasi produk atau geografis dari pertumbuhan normal) atau dari merger-merger
dalam perkembangan perusahaan konglomerat dianggap banyak memberikan manfaat.
Selain itu tekanan dari pemakai laporan keuangan yang menghendaki pelaporan
ramalan keuangan mulai muncul.
Meskipun ramalan-ramalan yang akurat pada
titik siklus ekonomi dapat membantu para investor, publikasi mengenai ramalan
manajemen secara teratur dapat membantu pengambilan keputusan investasi.
Dengan adanya publikasi ramalan informasi
akuntansi keuangan dan informasi lain yang berkaitan dengan perusahaan,
diharapkan pemakai ramalan dapat mengevaluasi keuadaan informasi mengenai
industri dan juga asumsi mengenai perubahan-perubahan dalam kondisi ekonomi.
Pengungkapan Informasi Kualitatif
Informasi yang tidak dapat dinyatakan
dalam satuan moneter lebih sulit dievaluasi dari segi materailitas dan
relevannya. Oleh karena itu seringkali informasi tersebut akan diberi bobot
yang beragam oleh mereka yang menggunakan informasi tersebut dalam pengambilan
keputusan.
Relevansi dari jenis informasi kualitatif
tertentu dapat ditetapkan dari relevansi data kuantitatif yang berkaitan
dengannya. Informasi kualitatif akan relevan dan bermanfaat untuk diungkpakan
bila informasi tersebut berguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
dikatakan relevan bila informasi yang bersangkutan dapat menambah nilai
informasi secara keseluruhan dan bukan sebaliknya justru mengurangi nilai
dengan penyajian katerangan yang terlalu rinci sehingga sulit dianalisis.
Pada umunya terdapat lima macam informasi kualitatif yang perlu diungkapkan terhadap setiap pos dan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, yaitu :
Pada umunya terdapat lima macam informasi kualitatif yang perlu diungkapkan terhadap setiap pos dan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, yaitu :
1.
Ketidakpastian
(Contigencies)
Yaitu peristiwa-peristiwa yang kemungkinan akan terjadi di masa
yang akan datang dan mempengaruhi secara material terhadap keadaan keuangan
perusahaan. Unsur-unsur ketidakpastian tentang suatu transaksi yang kemungkinan
akan terjadi dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian.
Unsur ketidakpastian yang menimbulkan suatu keuntungan, dapat
meliputi semua klaim atau hak yang terjadinya belum dapat dipastikan tetapi ada
kemungkinan akan menjadi hak milik perusahaan yang sah. Sehingga ketidakpastian
yang menimbulkan keutungan ini tidak dicatat sampai dengan transaksi tersebut
benar-benar terjadi. Dan dapat diungkapkan sebagai informasi tambahan dari
neraca, apabila tingkat kepastiannya cukup besar.
Sebaliknya kemungkinan timbulnya suatu kerugian harus
diakui/dicatat dengan dibebankan kepada laba (rugi) periodik dan mengakuinya
sebagai hutang. Kadang-kadang suatu kerugian di masa yang akan datang hanya
merupakan suatu kemungkinan yang bisa terjadi dan tidak sebagai satu-satunya
kemungkinan sehingga adanya suatu hutang (kewajiban) tidak perlu dicatat.
2.
Dasar Penilaian
dan Kebijakan Akuntansi
Pengungkapan tentang dasar atau metode penilaian yang digunakan
perusahaan seperti, metode penilaian persediaan perlu diungkapkan dalam laporan
keuangan.
3.
Perubahan
Akuntansi
Yaitu pengungkapan terhadap perubahan atas kebijakan yang
digunakan perusahaan seperti perubahan metode penilaian persediaan dari FIFO
menjadi LIFO dan sebagainya.
4.
Keterikatan
dengan Suatu Perjanjian atau Kontrak
Yaitu pengungkapan mengenai adanya pembatasan-pembatasan atau
keterikatan dari satu atau lebih aktiva terhadap hutang/kontrak
5.
Peristiwa-Peristiwa
Kemudian Setelah Tanggal Neraca
Penjelasan tentang suatu kejadian/peristiwa yang (telah terjadi
sesudah tanggal neraca) tetapi sebelum laporan keuangan dipublikasikan
merupakan informasi penting yang perlu diungkapkan.
Peritiwa yang terjadi setelah tanggal neraca dan sebelum laporan
keuangan dipublikasikan antara lain :
a.
Peristiwa yang
mempengaruhi secara langsung jumlah elemen yang disajikan dalam laporan
keuangan.
Peristiwa ini muncul karena pengetahuan yang tidak lengkap selama
periode akuntansi dan hasil dari perubahan-perubahan dalam penilaian estimasi
baru diperoleh setelah tanggal neraca.
b.
Peristiwa yang
dapat mengubah secara material validitas penilaian neraca atau hubungan
diantara pemegang saham atau yang secara material validitas mempengaruhi
manfaat kegiatan yang dilaporkan tahun sebelumnya sebagai prediksi periode
berjalan.
Peristiwa ini tidak secara langsung mempengaruhi laporan keuangan
periode sebelumnya tetapi dapat mempengaruhi keputusan yang diambil atas dasar
laporan tersebut.
c.
Kejadian-kejadian
yang mungkin mempengaruhi secara material operasi atau penilaian di masa yang
akan datang.
Kejadian-kejadian ini memiliki pengaruh yang tidak diketahui atau
tidak pasti terhadap pendapatan dan penilaian di masa yang akan datang.
Metode
Pengungkapan (Disclosure)
Pengungkapan meliputi keseluruhan proses
pelaporan. Namun demikian ada beberapa metode yang berbeda dalam mengungkapkan
informasi yang dianggap penting. Pemilihan metode yang terbaik dari
pengungkapan pada setiap kasus tergantuing pada sifat informasi yang
bersangkutan dan kepentingan relatifnya. Metode yang umum digunakan dalam
pengungkapan informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Bentuk dan
susunan laporan yang formal.
2.
Terminologi dan
penyajian yang terperinci.
3.
Informasi
sisipan.
4.
Catatan kaki.
5.
Ikhtisar
tambahan dan skedul-skedul.
6.
Komentar dalam
laporan auditor.
7.
Pernyataan
Direktur Utama atau Ketua Dewan Komissris.
Hubungan Disclosure dengan Stewardship
Manajemen perusahaan bertanggungjawab
(stewardship) atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertnggungjawabkan (stewardship) tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
pemilik peruisahaan.
Agar pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran
yang jelas maka laporan keuangan yang disusun harus berdasarkan pada prinsip
akuntansi yang lazim. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas dan arus kas perubahan dengan
menerapkan PSAK secara benar diserta pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam
catatan atas laporan keuangan.
Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan
akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan. Jika belum diatur dalam PSAK, maka manajemen harus
menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan
informasi :
1.
Relevan terhadap
kebutuhan pengguna laporan untuk pengambilan keputusan.
2.
Dapat
diandalkan, dengan pengertian :
a.
Mencerminkan
kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan.
b.
Menggambarkan
substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata
bentuk hukumnya saja.
c.
Netral yaitu
bebas dari keberpihakkan.
d.
Mencerminkan
kehatian-hatian.
e.
Mencakup semua
hal yang material.
Laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha. Manajemen bertanggung jawab untuk mempertimbangkan apakah
asumsi kelangsungan usaha masih layak digunakan dalam menyiapkan laporan
keuangan atau tidak. Dalam mempertimbangkan asumsi kelangsungan usha tersbut, manajemen
memperhatikan semua informasi masa depan yang relevan paling sedikit untuk
jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.
Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya peling lama 4 bulan setelah tanggal neraca. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu.
Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya peling lama 4 bulan setelah tanggal neraca. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu.
Referensi:
AKUNTANSI DALAM PERSPEKTIF
GLOBAL
1.
Upaya Pemakai Laporan Keuangan Asing
Layanan yang diberikan
oleh para penyusun laporan keuangan terhadap para pemakai non domestik
merupakan hasil analisis cost-benefit. Demikian pula para pemakai
merencanakan strategi bagaimana menghadapi informasi keuangan yang berasal dari
negara lain.
2.
Investor
Para investor
internasional yang tidak merasa terhalang oleh perbedaan akuntansi menunjukan
bahwa mereka fokus pada perekonomian entitas-entitas asing , mengandalkan
laporan keuangan lokal, atau sepenuhnya mengabaikan perbedaan akuntansi karena
mereka menggunakan pendekatan investasi top-down.
Negara-negara yang
paling sering disebut oleh para investor intitusional sebagai sebuah
sumber perhatian ketika berinvestasi diluar negeri adalah Jerman, Jepang, dan
Swiss.
3.
Underwriter
Underwriter adalah
sebuah kelompok lain yang di survey dalam studi ini. Mayoritas
Underwriter yang di survey memandang diversitas akuntansi internasional
sebagai sebuah masalah. Mereka menghadapi prinsi-prinsip akuntansi dan
perbedaan diklosur dengan berbagai cara. Underwriter dapat memberikan nasihat
tentang praktik-praktik dan lingkungan bisnis di negara penerbit.
4.
Regulator Pasar
Para regulator pasar
mereupakan suatu kategori pemakai penting yang lain karena mereka dapat secara
langsung mempengaruhi tipe dan volume sekuritas asing yang dapat diterbitkan
dan diperdagangkan dalam yuridikasi mereka.
Referensi:
PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI
Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi
nasional juga dapat membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa.
Akuntansi internasional adalah akuntansi sebagai transaksi
yang digunakan oleh antar negara sebagai pembanding prinsip-prinsip akuntansi
yang berbeda antar negara dan membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki
tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
Ada
8 (delapan) faktor yang mempengaruhi akuntansi internasional:
1.
Sumber pendanaan
Dipasar
dengan ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik
perusahaan menjalankan manajemennya dan membantu investor dalam menganalisis
arus kas masa depan dan resiko yang terkait. Dalam bank, akuntansi memiliki
fokus atas perlindungan untuk kreditur melalui pengukuran akuntansi yang
konservatif.
2.
Sistem Hukum
Dunia
internasional memiliki dua orientasi dasar, yaitu hukum kode (sipil) merupakan
mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam
hukum nasional dan cenderung sangat lengkap, hukum umum (kasus) mencakup
seluruh kasus dalam kode yang lengkap.
3.
Perpajakan
Dikebanyakan
negara, peraturan pajak menentukan standar perusahaan karena harus mencatat
pendapatan dan beban dalam akun mereka. Ketika akuntansi keuangan dan pajak
terpisahteradang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi
tertentu.
4.
Ikatan Politik dan
Ekonomi
Beberapa
Negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dianut Negara maju, namun
hal tersebut ada yang Karen paksaan namun ada jug yang karena pilihan sendiri.
5.
Inflasi
Inflasi
menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi
kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan terhadap
akun-akun perusahaan.
6.
Tingkat Perkembangan
Ekonomi
Faktor
ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.
7.
Tingkat Pendidikan
Standar
praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika
disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative
tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8.
Budaya
Empat
dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan,
penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.
Budaya,
Dan Perkembangan Akuntansi Internasional
Proses klasifikasi membantu kita menjelaskan dan
membandingkan sistem akuntansi internasional dalam cara yang akan meningkatkan
pemahaman realitas yang kompleks dari praktek akuntansi. Skema klasifikasi
harus memberikan kontribusi untuk peningkatan pemahaman
·
sejauh mana sistem
nasional mirip atau berbeda satu sama lain,
·
pola pengembangan
sistem nasional individu dengan menghormati satu sama lain dan potensi mereka
untuk berubah, dan
·
alasan beberapa
sistem nasional memiliki pengaruh yang dominan sedangkan lainnya tidak
Nilai
Akuntansi
Gray
mengidentifikasi 4 nilai akuntansi:
1.
Profesionalisme vs
Statutory Control
Kemampuan
untuk melakukan judgement profesionalis secara individu serta berusaha mempertahankan
regulasi professional yang mandiri dilawankan dengan kepatuhan terhadap
persyaratan legal dan statutory control.
2.
Uniformity vs Flexibility
Kecenderungan
untuk melakukan praktek akuntansi yang seragam dan konsisten antarperusahaan
dibandingkan dengan tingkat fleksibilitas untuk menerapkan praktek disesuaikan
dengan kondisi suatu perusahaan.
3.
Conservatism vs Optimisme
Kecenderungan
orang untuk berhati-hati terhadap suatu tingkat resiko saat ini maupun
ketidakpastian di masa depan dibandingkan dengan perilaku yang lebih optimis
dan keberanian untuk mengambil resiko.
4.
Secrecery vs Transparancy
Kecenderungan
untuk melakukan pembatasan pengungkapan informasi mengenai bisnis hanya pada
pihak-pihak yang terlibat intens dengan manajemen dan keuangan dibandingkan
dengan yang lebih transparan dan terbuka.
Tantangan
bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi:
1.
Skill dan kompetensi yang dimiliki
2.
Memahami Cross Functional Linkages
3.
Analisis keuangan dan
perbandingannya
Klasifikasi
Klasifikasi
merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem
akuntansi nasional berbeda-beda. Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan
sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya.
Klasifikasi
akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua kategori, yaitu:
·
Pertimbangan: bergantung pada
pengetahuan, intuisis dan pengalaman
·
Secara Empiris: menggunakan metode
statistic untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi.
Ada
4 (empat) pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:
1.
Berdasarkan pendekatan makroekonomi,
praktek akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan
makroekonomi nasional.
2.
Berdasarkan pendekatan mikroekonomi,
akuntansi bekembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Tujuannya terletak pada
perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup.
3.
Berdasarkan pendekatan independent,
akuntansi berasal dari praktek bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan
dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan.
4.
Berdasarkan pendekatan yang seragam,
akuntansi distandariasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi
oleh pemerintah pusat.
Referensi:
MANAJEMEN KAS
Tujuan Manajemen Kas
1.
Penyediaan kas yang cukup untuk operasi
jangka-pendek dan jangka panjang.
2.
Penggunaan dana perusahaan secara efektif pada
setiap waktu.
3.
Penetapan tanggung jawab untuk penerimaan kas
dan pemberian perlindungan yang cukup sampai dana disimpan.
4.
Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin
bahwa pembayaran-pembayaran hanya dilakukan untuk tujuan yang sah.
5.
Pemeliharaan saldo bank yang cukup, bilamana,
cocok, untuk mendukung hubungan yang layak dengan bank komersial.
6.
Penyelenggaraan catatan-catatan kas yang cukup.
Tugas Controller Vs. Kepala Bagian Keuangan
Sehubungan dengan pengelolaan kas, harus ada hubungan kerja sama antara
controller dan kepala bagian keuangan. tugas dan tanggung jawab akan berbeda,
tergantung dari jenis dan besarnya perusahaan. biasannya kepala bagian
keuanganlah yang bertanggung jawab untuk memelihara hubungan baik dangan bank
dan para investor lain, dengan menyediakan pembayaran bunga dan pokok pinjaman
tepat pada waktunya, dan menginvestasikan dana yang berlebihan.
Dalam perusahaan yang cukup besar dilakukan pemisahan fungsi antara
bendaharawan dan controllership. controller mempunyai tanggung jawab sebagai
berikut :
1.
Pengembangan berbagai atau semua bentuk ramalan/
taksiran kas.
2.
Menelaah sistem pengendalian itern sehubungan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas untuk menjamin kecukupan dan
keefektivitasnya.
3.
Rekonsiliasi rekening bank sebagai bagian dari
suatu sistem pengendalian intern yang baik (dan tugas ini tidak dapat
dilakukan olh pegawai bagian keuangan yang menguasai dana, atau pegawai bagian
akuntansi yang membukukan transaksi).
4.
Penyiapan laporan kas tertentu, yang dianggap
cocok.
Elemen Manajemen Kas
Pengolaan kas akan dipisahkan menjadi elemen-elemen berikut ini yang
dapat mempermudah pembahasan mengenai pengelolaan kas dan menggambarkan
berbagai kerja Sama yang saling berhubungan :
·
Ramalan/ taksiran kas.
·
Manajemen arus kas, yaitu pengelolaan penerimaan
dan pengeluaran kas.
·
Investasi dana yang “ berlebihan “.
·
Hubungan bank.
·
Pengendalian internal (internal control).
Peramalan Kas
Tujuan Peramalan/ Perkiraan Kas
Suatu Ramalan atau taksiran kas (cash forecast) merupakan proyeksi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas serta saldonya dalam suatu periode
tertentu. ini merupakan suatu fungsi yang perlu dalam setiap rencana
administrasi kas yang dikelola dengan baik.tujuan dasar dari penyiapan anggaran
kas adalah untuk merencanakan kas yang diperlukan perusahaan ditinjau dari segi
jangka panjang dan jangka pendek juga. juga penyiapan anggaran membrikan alat
untuk mengantisipasikan kesempatan penggunaan kas secara efektiv dalam hal ada
kelebihan kas. selain tujuan umum ini beberapa kegunaan spesifik dari anggaran
kas adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mennunjukan fluktuasi yang paling tinggi
atau musiman dalam kegiatan perusahaan yang memerlukan investasi yang lebih
besar dalam persediaan dan piutang.
2.
Untuk menunjukan waktu dan jumlah dana yang
diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, pembayaran oajak,
dividen, dan bunga.
3.
Untuk membantu perencanaan pertumbuhan, termasuk
jumlah dana yang diperlukan untuk perluasan perusahaan dan modal kerja.
4.
Untuk menunjukan jauh dimuka kebuuhan, jumlah
dan lamanya dana yang diperlukan dari sumber luaragar memungkinkan usahkannya
pinjaman yang paling menguntungkan.
5.
Untuk membantu mendapatkan kredit bank dam
memjukan kelayakan kredit perusahaan secara umum.
6.
Untuk menetapkan jumlah dan lamanya dana yang
mungkin tersedia untuk investasi.
7.
Untuk merencanakan pengurangan pinjaman.
8.
Untuk mengkoordinasi kebutuhan keuangan dari
anak perusahaan dan devisi perusahaan.
9.
Untuk memungkinkan perusahaan mengambil
keuntungan berupa potongan kontan (cash discount) dan pembelian secara
progesif, sehingga dangan demikian meningkatkan laba.
Metode Peramalan Kas
Tiga metode telah dikembangkan untuk menyusun ramalan kas. Meskipun saldo
akhir adalah kas yang ditaksirkan, tetapi metode-metode itu berbeda terutama
dalam hubungan titik-tolak peramalan dan perincian-perincian yang tersedia ;
1.
Taksiran langsung atas penerimaan dan
pengeluaran kas.
2.
Metode laba bersih yang disesuaikan ( Ajusted
Net Income Method).
3.
Diferensial metode kerja (Working Capital
Differential).
Hubungan Antara Anggaran Kas Dengan
Anggaran Lain
Dari pembahasan teerdahulu dengan segera kelihatan, bahwa penyiapan
anggaran kas pada umumnya bergantung anggaran yang lain, yaitu anggaran
penjualan, laporan perhitungan rugi-laba yang ditaksirkan, berbagai anggaran
operasi dan rencana strategis jangka panjang. Sebenarnya anggaran kas merupakan
program penjualan yang terkoordinasi serta yang di korelasikan
denganperubahan-perubahan neraca dan penjualan serta pengeluaran yang
diperkirakan.
Dapat juga diperkirakan, bahwa anggaran kas adalah suatu alat pengecek
terhadap seluruh program anggaran. Apabila sasaran-sasaran anggaran operasi
tercapai maka hasilnya akan tercermin dalam posisi kas. Sebaliknya apabila
gagal mencapai sasaran anggaran, maka bagian keuangan terpaksa harus mencari
sumber tambahan kas.
Masa Anggaran Kas
Masa anggaran tergantung pada beberapa faktor, termasuk tujuan anggaran,
kondisi keuangan perusahaan, dan para eksekutif mengenai praktisnya serta
kecermatan taksiran. Sebagai contoh, suatu taksiran jangka-pendek akan
dipergunakan dalam menetapkan kebutuhan kas mungkin untuk satu atau tiga bulan
di depan. Tapi apabila marjin kasnya rendah, maka diperlukan taksiran mengenai
penerimaan dan pembayaran atas dasar per minggu, atau bahkan per hari.
Sebaliknya, bagi perusahaan yang memiliki jumlah kas yang besar, dapat
dikebangkan suatu anggaran kas per bulan, untuk masa enam bulan atausatu tahun
di depan. Untuk penetapan kebijaksanaan umum keuangan, akan diprlukan anggaran
jangka panjang. Sebagian perusahaan berpendapat, bahwa taksiran yang dibuat
untuk menyusun anggaran untuk masa yang terbatas sampai tiga bulan. Perusahaan
lai membuat suatu anggaran yang saling berhubungan untuk tiga bulan atau lebih
didepan, yaitu dengan selalu menambahkan satu bulan dan menghilangkan bulan
berjalan.
Controller harus menyesuaikan peramalan dangan kondisi-kondisi yang
ditemukannya. Da dapat menyusun satu anggaran kas jangka pendek untuk tujuan
pemenuhan kebutuhan kas, dan juga anggaran jangka panjang untuk dipergunakan
dalam pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.
Pelaksanaan Anggaran Kas
Controller dapat menyiapkan anggaran kas dengan cara biasa, dengan
menunjukan jumlah dan tambahan yang diperlukan (jika ada), dan lamanya
kebutuhan itu. akan tetapi, tanggung jawab untuk mendapatkan dana ini atas
dasar yang palig menguntungkan berada di tangan kepala bagian keuangan atau
pejabat utama bidang keuangan.
Kebutuhan kas harus direncanakan sebagai mana halnya dengan
operasi-operasi lain. adalah memuaskan dengan hanya mengasumsikan, bahwa volume
penjualan yang tinggi dan secara otomatis menghasilkan posisisi keuangan yang
sehat. controller mempunyai cara yang efektif dalam menetapkan keperluan akan
adanya program keuangan yang dipertibangkan dengan baik.
Penagihan Kas
a.
Administrasi
Penerimaan Kas
Salah satu tujuan
utama manajemen keuangan adalah mengusahakan adanya penggunaan secara
berhati-hati dan efisien. ditinjau dari segi penagihan kas, ada dua fase yaitu;
1.
mempercepat penagihan
2.
pengendalian yang intern yang layak tehadap
penaguhan.
b.
Mempercepat
Penagihan
Ada dua metode
yang lasim dipergunakan untuk mempercepat pengalihan, yaitu lock-box sistem dan
area concentration banking. lock-box system meliputi
penyelenggaraan berbagai rekening/simpanan dalam berbagai area geografis yang
mempunyai pengalihan kas dalam jumlah besar, sehinggah penyetor dan para
pelanggan akan memakan waktu yang lebih sedikit dalam perjalanan, paling baik
apabila tidak lebih dari satu hari.
Menurut sistem
area concentration banking, unit lokal perusahaan yang menagih pembayaran dan
disetor/ disimpan dalam bank setempat. dari bank lokal, biasanya melalui
kiriman kawat/telegram, dana dipindahkan dengan sangat cepat kepada beberapa
area atau concentration bank. dana lebih dipindahkan secara otomatis melalui
talegram kepada bank dari kanor pusat perusahaan. dalam cara ini maka waktu
dalam perjalanan dapat dipersingkat.
controller diharapkan
mengetahui kedua cara tersebut dan cara-cara lain untuk mempercepat penagihan,
dan membantu kepala bagian keuangan, bilamana perlu.
c.
Pengendalian
Intern Atas Penerimaan Kas
Dalam organisasi perusahaan pada
umumnya dijumpai banyak jenis transaksi yang biasa atau rutin. Beberapa sumber
yang rutin adalah ;
a)
Penerimaan melalui pos,
b)
Penjualan kontan,
c)
Penjualan kredit.
Tentunya semua perusahaan mempunyai transaksi lain
yang kurang bersifat rutin, seperti penerimaan penjualan harga tetap, yang
dapat ditangani oleh pejabat tertentu atau memerlukan prosedur khusus.
Kebanyakan masalah kas akan berpusat pada transaksi yang baru dikemukakan
diatas, karena untuk penerimaan kas yang lebih bersifat luar biasa atau kurang
banyak dengan mudah dapat dekenakan suatu pengecekan yang sederhana.
Dengan tidak mempersoalkan sumber kasnya, basis untuk
pencegahan kesalahan atau kecurangan adalah prinsip pengecekan intern
(internai check). System tersebut meliputi pemisahan fungsi antara pengurusan
fisik uang dengan penyelenggaraan pembukuannya. System itu mengharuskan
pekerjaan seseorang pegawai dengan pegawai lain dapat saling melengkapi.
System pengendalian intern harus dirancang atas dasar
masing-masing organisasi. Akan tetapi terdapat saran umum yang dapat membantu
controller dalam menelaah situasi pada perusahannya sendiri:
1.
Semua penerimaan kas melalui pos harus dicatat
sebelum ditransfer kepada kasir.
2.
Semua penerimaan harus disetor sepenuhnya setiap
hari.
3.
Tanggung jawab untuk menangani kas harus
dirumuskan dengan jelas dan ditetapkan secara pasti.
4.
Biasanya fungsi penerimaan kas dan pengeluaran
kas harus diisahkan sama sekali (kecuali dalam lembaga keuangan).
5.
Penanganan fisik kas harus dipisahkan seluruhnya
dari penyelenggaraan pembukaan, dan kasir tidak brwenang/berhak terhadap
pembukuan.
6.
Para agen dan walil lapangan diharuskan
memberikan kwitansi tanda terima, tentunya dengan meninggalkan tembusan untuk
arsip.
7.
Rekonsiliasi bank harus dilakukan oleh mereka
yang tidak menangani kas atau menyelenggarakan pembukaan.
8.
Semua pegawai yang menangani kas atau pembukuan
kas diharuskan mengambil cuti, orang lain harus menggantikannya selama masa
cuti.
9.
Semua pegawai yang menangani kas atau pembukuan
kas harus diikat dengan kontrak.
10. Sedapat
mungkin dipergunakan alat-alat mekanis yang dapat memberikan alat pengecek
tambahan.
11. Apabila
praktis, penjualan kontan harus diverifikasi dengan catatan persediaan dan
hasil opname fisik persidiaan.
Pengeluran Kas
Pengendalian Pengeluaran Kas
Dalam bidang administrasi kas ini,
ada dua aspek pengendalian, yaitu;
1.
Penentuan system pembayaran, dan
2.
Sistem pengendalian intern.
Pengalaman menunjukan bahwa kegunaan adanya pengendalian yang teliti
terhadap pembayaran adalah untuk menjamin agar rekening-rekening hanya
dibayarkan pada saat telah jatuh tempo dan bukan lebihdini dari pada itu.
Dengan cara demikian, maka kas dapat dihemat untuk investasi sementara.
Pertimbangan lain ini dalam menentukan jadwal pembayaran adalah
penggunaan “floating cash” secara nyata. Dengan mengetahui bahwa ada
unsur-unsur dalam perjalanan , dankenyataan bahwa biasanya saldo bank selalu
lebih besar dari pada saldo menurun buku karena ada cheque-cheque yang masih
beredar, maka saldo buku dapat direncanakan peda tingkat yang lebih rendah.
“Floating cash” yang masuk dapat diseimbangkan dengan pembayaran kas.
Rekening Bank Administrasi
Dalam pengendalian pembayaran, menyangkut transaksi divisional anak
perusahaan atau kantor lapangan, maka dapat dipergunakan beberapa rekening bank
untuk tujuan khusus, misalnya imprest accouns, zero balance accounts, dan
automatic balace accounts.
Dalam system zero balance, maka rekening bank untuk unit organisasi
tertentu selalu di pelihara saldonya sebesar nol. Apabilah di terima cheque
pembayaran, maka bank di berih wewenang untuk memindahkan dana yang di perlukan
dari rekening umum ke rekening khusus untuk membayar itu. Pembayaran dapat di
lakukan dengan wesel bayar. Cara lain yang serupa ialah, bahwa kepala bagian
keuangan akan memindahkan melalui kawat atau telegram ke dalam zero bank
account, seterima pemberitahuan dari bank mengenai permintaan pembayaran. Zero
bank accounts dapat mempermudah pengawasan pembayaran melalui satu atau
beberapa perkiraan. System terseut juga mempermudah melakukan pengecekan cepa
terhadap posisi kas perusahaan.
Dalam automatic balance accounts dipergunakan perkiraan yang sama untuk
penerimaan dan pengeluaran. Apabilah rekening tersebut telah beradah di atas
suatu tingkat maximum yang ditetapkan, maka kelebihan rekening tersebut akan di
transfer ke rekening pusat; dan sebaliknya, apabilah saldo yang di bawah
tingkat minimum , maka rekening tersebut harus di isi kembali.
Pengamatan Pengendalian Intern
Pentingnya Pengendalan Intern
Apabilah uang telah di setor ke bank, nampaknya masalah utama pengaman
kas telah di pecahkan. Memang benar, bahwa pengendalian pengeluaran kas
merupakan hal yang relative sederhana apabilah beberapa aturan di taati.
Setelah factor pembelian di setujui untuk pembayaran, langkah berikut biasanya
penyiapan cheque untuk ditandatangi oleh pimpinan. Apabilah semua pembayaran
mengalami pemeriksaan seperti ini, bagaimanakah bisa timbul sesuatu problema?
Tetapi justru disinilah paling besar bahayanya. Setiap kontroler yang harus
menandatangani banyak ceque mengetahui bahwa hal tersebut merupakan tugas yang
menjemukan yaitu tugas untuk memeriksa apakah laporan penerimaan di lampirkan ,
membandingkan nama penerimaan uang terhadap faktur, dan membandingkan
jumlahnya. Oleh karena tugas tersebut begitu menjemukan , maka hal tersebut
dilakukan secara asal jadi saja. Namun tugas itu memang penting untuk mengawasi
pembayaran , dan harus dilakukan secara berhati-hati. Yang lain dapat melakukan
pemeriksaan secara tiba-tiba sering dokumen dan bukti pengeluaran palsu
dipergunakan untu mendapatakan tanda tangan yang keedua kalinya. Pencegahan
praktek ini mengharuskan adanya penelitian berhati-hat sebelum cheque
ditandatangi, dan jua melalui cara-cara pengamanan lainnya. Tidak dapat di
terima begitu saja bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baikmereka yang
menandatangani cheque harus bersikap mempertanyakan transaksi yang kelahatan
meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya. Memang, pemeriksaan document yang
di lampirkan pada cheque sering akan menyoroti pengeluaran yang tidak tepat dan
setiap kelemahan dalam prosedur-prosedur lain.
Beberapa Prinsip Pengendalian Intern
Kesempatan penggunaan dana secara tidak wajar atau tidak benar adalah
demikian besar, sehingga seorang controller harus selalu menekankan keperluan
untuk mengadakan perlindungan yang wajar dalam fungsi pengeluaran kas.
Diperlukan adanya kewaspadaan dan prosedur pemeriksaan yang sehat. Meskipun
system pengendalian intern dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
organisasi , tetapi beberapa saran umum yang bersama ditetapkan sebagai berikut
:
1.
Kecuali untuk transaksi kas kecil, semua
pembayaran harus dilakukan dengan cheque
2.
Semua cheque harus diberi nomor terlebih dahulu,
dan semua nomor yang dipergunakan atau dibatalkan harus dipertanggung jawabkan
3.
Semua cheque pembayaran umum harus
ditanda-tangani oleh dua orang secara bersama-sama.
4.
Tangung jawab untuk penerima kas harus dipisahkan
dari tanggung jawab untuk pengeluaran kas.
5.
Semua orang yang menandatangani cheque atau yang
menyetujui pembayaran harus dipertanggungkan secukupnya.
6.
Rekonsiliasi bank harus dilakukan oleh mereka
yang tidak menandatangani cheque atau menyetujui pembayaran.
7.
Pencatatan kas harus terpisah sama sekali dari
tugas melakukan pembayaran.
8.
Faktur yang telah disetujui untuk pembayaran dan
semua dokumen pendukung ydiperlukan ang harus menjadi persayarat untuk
melakukan pembayaran.
9.
Cheque untuk mengisi kembali imprest fund kas
kecil dan pembayaran gaji dan upah harus dibayar kepada individu tertentudan
bukan kepada perusahaan atau pembawa.
10. Setelah
pembayaran dilakukan,semua dokumen pendukung harus diperforasi atau diberi
tanda “telah dibayar” agar tidak bisa dipergunakan untuk kedua kali.
11. Alat-alat
mekanis harus dipergunakan bilamana praktis, misalnya alat penulis cheque dan
sebagainya.
12. Harus
diadakan rotasi kerja atau diwajibkan mengambil cutibagi mereka yang bertugas
melakukan pembayaran.
13. Persetujuan
bukti/voucher pembayaran biasanya harus dilakukan oleh mereka yang tidak
bertuhgas untuk melakukan pembayaran.
14. Untuk
transfer antar bank harus ada persetujuan khusus, dan harus diselenggarakan
suatu perkiraan “ Transfer bank”.
15. Semua
bukti/ voucher pengeluaran kas kecil, harus ditulis dengan tinta atau diketik.
Metode Penyalahgunaan Dana
Cara pengamanan sebagai mana baru dibicarakan diatas, adalah sebagian
dari cara yang dikembangkan atas dasar pengalaman dari banyak perusahaan.
Beberapa cara umum untuk melakukan kecurangan adalah sebagai berikut ;
1.
Menyiapkan bukti voucher palsu atau mengajukan
voucher untuk mendapatkan bayaran dua kali.
2.
“Kiting”, atau pinjaman tanpa mendapat
persetujuan dengan cara tidak mencatat pembayaran, tetapi mencatat penyetoran
dalam hal melakukan transfer bank.
3.
Mencantumkan jumlah total yang tidak benar dalam
buku kas.
4.
Menaikan jumlah cheque setelahditandatangani.
5.
Mencantumkan potongan harga dengan jumlah yang
lebih rendah dari pada yang sebenarnya.
6.
Menguangkan cheque gaji/upah atau dividen yang
belum ditagih oleh yang berhak.
7.
Mengubah bukti/ voucher pengeluaran kas kecil.
8.
Memalsukan cheque dan memusnakannya peda saat
telah diterima dari bank menggantikan dengan
cheque lain yang dibatalkan atau dengan nota pembebanan.
Rekonsiliasi Bank
Suatu fase pengendalian intern yang penting adalah dengan
merekonsiliasikan saldo menurut salinan rekening Koran bank dengan saldo
menurun buku. Ini terutama benar lagi bagi rekening umum bank sebagaimana
dibedakan dari rekening yang hanya untuk melakukan pembayaran.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa rekonsiliasi bank harus ditangani oleh
seseorang yang bebas dari tugas mengurus penerimaan atau pengeluatan kas. Tugas
rekonsiliasi ini dapat ditangani oleh controller atau dilaksanakan sendiri oleh
bank. Perhatian khusus haru diberikan tarhadap cheque yang beredar pada periode
yanglalu dan terhadap penyetoran yang dilakukan pada akhir periode untuk dapat
mendeteksi kiting.
Dana Kas Kecil
Pada umumnya perusahaan harus melakukan berbagai pembayaran kecil-kecil.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka diselenggarakan dana kas kecil
diselenggarakan berdasarkan imprest fund system, yaitu suatu system dengan
saldo dana yang tetap.
Banyak dana kas
kecil seperti ini diperlukan dalam kantor cash cabang atau pada setiap pabrik.
Harus disedikan bentuk kwitansi dan proseduryang seragam termasuk limit atau
pengeluaran yang dilakukan mengenai saluran ini, melalui persetijuan secara
wajar, dan sebagainya.
Apabila mungkin, maka orang yang menangani penerimaan atau pengeluaran
kas tidak boleh menangani kas kecil. Cara pengamanan lain meliputi opname kas
secara mendadak, pembatasan langsung terhadap semua lembaran kas kecil setelah
dilakukan pembayaran, dan pemeriksaan secara teliti terhadap pengisian kembali
kas kecil. Meskipun dananya mungkin kecil saja, tetapi dapat dibelanjakan
jumlah yang sangat besar (karena pembayaran yang sering). Controller tidak
boleh melalaikan pemeriksaan terhadap kegiatan ini.
Investasi Dana Sementara
Dalam banyak perusahaan, dana berlebihan atau surplus yang tidak
diperlukan untuk tujuan operasi atau compensating bank balance tersedia untuk
diinvestasikan. Penggunaan secara berhati-hati atas dana yang tidak
dimanfaatkan dapat menambah penghasilan. Meskipun pejabat keuanganlah bisanya yang
akan mengarahkan investasi dana semacam ini, tetapi controller akan berhubungan
dengan pelaporan dan pengendalian secukupnya serta pada umumnya harus
mengetahui tentang masalah investasi.
Kriteria Memilih Investasi
Dengan mengetahui adanya kesempatan untuk memperoleh tambahan pendapatan
dari dana yang sementara berlebihan, apakah kriteria yang yang dapat
dipergunakan dalam memilih alat investasi? Mungkin ada lima criteria tersebut,
dan semuanya agak berhubungan:
1.
Keamanan pokok pinjaman.
2.
Stabilitas harga.
3.
Kemungkinan pemasarannya.
4.
Saat jatuh tempo.
5.
Hasil (Yield).
Pembatasan Investasi
Kadang-kadang dewan komisaris akan meletakan pembatasan mengenai
bagaimana dana sementara dapat diinvestasikan. Dalam kesempatan lain mungkin
pejabat keuangan senis yang akn memberikan pembatasan-pembatasan itu. Hal-hal
yang tercakup dalam pembatasan akan meliputi:
1.
Masa maksimum untuk investasi
2.
Posisi kredit pihak yang mengedarkan surat-surat
berharga.
3.
Investasi maksimum dalam berbagai jenis surat
berharga terpilih.
4.
Menurut pihak/perusahaan yang mengedarkan surat
berharga.
5.
Menurut jenis instrument
6.
Menurut Negara asal
7.
Menurut mata uang
Banyak pemberitahuan membeli investasi jangka pendek yang dapat
dinegosiasikan. Selain itu, investasi tersebut sering dibayar melalui transef
dengan kawat/telegram.
Banyak perusahaaan mengontrak sebuah bank komersial besar untuk bertindak
sebagai pengurus dari surat-surat berharga, melakukan pembayaran atas investasi
yangDiterima dn menerima dana atas investasi yang diserahakan.
Referensi:
http://elfiraworotitjan.wordpress.com/2010/09/19/manajemen-kas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tambahkan komentar